EKONOMI KOPERASI SEBAGAI SOLUSI EKONOMI DI INDONESIA
TUGAS EKONOMI
KOPERASI
NAMA :
ARISKA YUNI A
NPM :
11212151
KELAS :
2EA17
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2013/2014
A.
LATAR
BELAKANG
Koperasi sebagai badan usaha dapat
melaksanakan kegiatan di segala bidang kehidupan ekonomi, dengan memperhatikan
bahwa usaha tersebut adalah usaha yang berkaitan dengan kepentingan anggota
untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraannya. Dalam pasal 43 ayat 1
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian disebutkan bahwa usaha
koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk
meningkatkan usaha dan kepentingan anggota, penjelasannya menyebutkan bahwa
Usaha koperasi terutama diarahkan pada bidang usaha yang berkaitan langsung dengan
kepentingan anggota, baik untuk menunjang usaha maupun kesejahteraannya. Dalam
hubungan ini maka pengelola usaha koperasi harus dilakukan secara produktif,
dan efisien dalam arti koperasi harus mempunyai kemampuanuntuk mewujudkan
pelayanan usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang
sebesar-besarnya pada anggota dan tetap mempertimbangkan untuk memperoleh sisa
hasil yang wajar. Untuk mencapai kemampuan usaha tersebut diatas, maka koperasi
dapat berusaha secara luwes baik ke hulu maupun ke hilir serta berbagai jenis
usaha lainnya yang terkait. Masyarakat hamper melupakan koperasi yang diangkat
oleh salah seorang proklamator Indonesia yaitu Bapak Mohammad Hatta (Bung
Hatta).Semenjak koperasi diangkat oleh Bung Hatta,bahkan dicantumkan dalam
UUD’45 pasal 33, sampai era reformasi, koperasi tidak pernah digarap secara
sungguh-sungguh oleh pemerintah maupun masyarakat atau bangsa Indonesia.Mereka
mudah-mudahan ingat bahwa ekonomi kerakyatan erat hubungannya dengan keberadaan
koperasi. Ketika kita bicara tentang ekonomi kerakyatan, kita tidak mungkin
melupakan keberadaan koperasi. Koperasi harus tetap diperhitungkan. Mengapa
demikian? Karena sampai saat ini, koperasi merupakan satu-satunya bentuk badan
usaha yang bisa menampung kegiatan ekonomi rakyat kecil (Edy Swasono, 2002).
Rakyat kecil yang cenderung miskin tidak mungkin tertampung dalam badan usaha
seperti Firma, CV, apalagi PT. Selanjutnya marilah kita bicara tentang koperasi
sebagai suatu system ekonomi.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Solusi untuk memecahkan permasalahan
ekonomi di Indonesia?
2. Koperasi sebagai Solusi Masalah Perekonomian
Indonesia?
C. LANDASAN TEORI
Konsep Dasar
Koperasi
Koperasi
adalah merupakan singkatan dari kata ko / co dan operasi /operation. Koperasi
adalah suatu kumpulan orang-orang untuk bekerja sama demi kesejahteraan
bersama. Berdasarkan undang-undang nomor 12 tahun 1967, koperasi indonesia
adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan
orang-orang, badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi
sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Berikut di bawah ini
adalah landasan koperasi indonesia yang melandasi aktifitas koprasi di
indonesia.
- Landasan Idiil
= Pancasila
- Landasan
Mental = Setia kawan dan kesadaran diri sendiri
- Landasan
Struktural dan gerak = UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1
Fungsi-Fungsi
Koperasi
A. Fungsi
Koperasi / Koprasi
1. Sebagai urat
nadi kegiatan perekonomian indonesia
2. Sebagai upaya
mendemokrasikan sosial ekonomi indonesia
3. Untuk
meningkatkan kesejahteraan warga negara indonesia
4. Memperkokoh
perekonomian rakyat indonesia dengan jalan pembinaan koperasi
B. Peran dan
Tugas Koperasi / Koprasi
1. Meningkatkan
tarah hidup sederhana masyarakat indonesia
2. Mengembangkan
demokrasi ekonomi di indonesia
3. Mewujudkan
pendapatan masyarakat yang adil dan merata dengan cara menyatukan, membina, dan
mengembangkan setiap potensi yang ada
Jenis-Jenis
Koperasi
A. Jenis
koperasi berdasarkan fungsinya :
1. Koperasi
Konsumsi
Koperasi ini
didirikan untuk memenuhi kebutuhan umum sehari-hari para anggotanya. Yang pasti
barang kebutuhan yang dijual di koperasi harus lebih murah dibantingkan di
tempat lain, karena koperasi bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya.
2. Koperasi Jasa
Fungsinya adalah
untuk memberikan jasa keuangan dalam bentuk pinjaman kepada para anggotanya.
Tentu bunga yang dipatok harus lebih renda dari tempat meminjam uang yang lain.
3. Koperasi
Produksi
Bidang usahanya
adalah membantu penyediaan bahan baku, penyediaan peralatan produksi, membantu
memproduksi jenis barang tertentu serta membantu menjual dan memasarkannya
hasil produksi tersebut. Sebaiknya anggotanya terdiri atas unit produksi yang
sejenis. Semakin banyak jumlah penyediaan barang maupun penjualan barang maka
semakin kuat daya tawar terhadap suplier dan pembeli.
D. PEMBAHASAN
Masalah
Perekonomian Nasional Indonesia
Sebelum
kita bicara tentang permasalahan ekonomi nasional Indonesia, kiranya perlu kita
ingat kembali masalah pokok, masalah dasar, dan masalah umum ekonomi yang
dihadapi oleh setiap bangsa. Pada hakikatnya, masalah ekonomi bersumber dari
adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia dan alat pemuas kebutuhan yang
tersedia.Ketidak seimbangan tersebut menyebabkan terjadinya kelangkaan alat
pemuas kebutuhan, dan pada akhirnya menyebabkan munculnya masalah
ekonomi.Masalah ini kemudian dikenal dengan masalah pokok ekonomi. Kita juga
mengenal tiga masalah dasar ekonomi yang dihadapi oleh setiap bangsa. Ketiga
masalah dasar itu adalah ”what” (Komoditi/alat pemuas apa yang harus
dihasilkan?): ”How”(Bagaimana komoditi/alat pemuas harus dihasilkan?): serta
”For Whom” (Untuk siapa komoditi/alat pemuas dihasilkan?) (Samuelson dan
Nordhaus, 2001: 8).Masalah umum ekonomi itu meliputi masalah pengangguran,rendahnya
produktivitas tenaga kerja, inflasi ketidakmerataan hasil pembangunan,
rendahnya pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, dan ketergantungan terhadap pihak
luar negeri (untuk negara-negara berkembang termasuk Indonesia).Solusiuntuk
memecahkan permasalahan ekonomi tersebut berkaitan erat dengan sistem ekonomi
yang dianut oleh negara yang bersangkutan.Bagaimana dengan permasalahan ekonomi
yang dihadapi oleh bangsa Indonesia? Sistem ekonomi apa pula yang dianut oleh
bangsa Indonesia ?
1. Kemiskinan
Data
BPS menunjukkan bahwa angka kemiskinan Indonesia pada tahun 2008 masih berada
pada tingkat yang cukup tinggi, yaitu 15,42. Angka ini memang lebih rendah
dibanding dengan angka kemiskinan tahun sebelumnya. Namun demikian apabila
jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2008 sekitar 240 juta jiwa, berarti masih
ada sekitar 36 juta jiwa penduduk Indonesia yang hidup dalam kemiskinan. Jumlah
pennduduk miskin ini merupakan masalah yang cukup berat bagi pemerintah
Indonesia. Pemerintah harus menyediakan subsidi (BLT) yang semakin besar,
sementara kemampuan keuangan pemerintah (dari dalam negeri) juga tidak lebih
baik.
2. Ketidakmerataan
pendapatan masyarakat
Hasil
pembangunan ekonomi nasional seharusnya dapat dinikmati oleh seluruh penduduk
Indonesia secara merata. Namun kenyataannya, kelompok penduduk menengah ke atas
cenderung lebih banyak menikmati hasil pembangunan tersebut. Data tahun 2004
yang pada tahun 2008/2009 mungkin juga tidak mengalami perubahan secara
signifikan, menunjukkan bahwa 40% penduduk Indonesia yang berpendapatan rendah
menikmati hasil pembangunan
(pembagian
pendapatan) sebesar 20,8%; 40% penduduk Indonesia yang berpendapatan menengah
menikmati hasil pembangunan (pembagian pendapatan) sebesar 37,1%; dan 20% penduduk
Indonesia yang berpendapatan tinggi menikmati hasil pembangunan (pembagian
pendapatan) sebesar 42,1%. (Kuncoro, M., 2006: 140). Indeks Gini pun
menunjukkan angka yang cukup besar yaitu 0,376 pada tahun 2007. Hal ini berarti
bahwa hasil pembangunan ekonomi dalam bentuk pendapatan nasional masih lebih
banyak dinikmati oleh penduduk yang berpendapatan menengah ke atas. Dengan kata
lain masih terjadi ketidakmerataan pembagian pendapatan sebagai hasil
pembangunan ekonomi nasional.
3. Pengangguran
Data
BPS menunjukkan bahwa angka pengangguran terbuka pada tahun 2009 dibanding
dengan tahun sebelumnya menunjukkan kenaikan hingga menjadi 9%. Apabila jumlah
penduduk Indonesia pada pertengahan 2009 naik menjadi sekitar 242,5 juta jiwa,
ini berarti jumlah penganggur di Indonesia pada tahun 2009 menjadi sekitar
21,82 juta jiwa. Jumlah penganggur ini merupakan masalah yang berat bagi
pemerintah Indonesia, karena kemampuan pemerintah untuk menyediakan lapangan
kerja pada tahun 2009 masih jauh dari jumlah tersebut.
4. Inflasi yang
relatif masih cukup tinggi
Data
Moneter Bank Indonesia 2009 menunjukkan bahwa tingkat inflasi pada bulan
Januari 2009 adalah 9,17%. Tingkat inflasi ini lebih rendah dibanding tingkat
inflasi pada bulan Desember 2008 yaitu 11,06%.Namun demikian, tingkat inflasi
itu masih harus ditekan lebih rendah lagi agar daya beli masyarakat
bisameningkat,sehingga kesejahteraannya juga meningkat.
5.
Ketergantungan terhadap luar negeri cukup tinggi
Dalam
aspek produksi tertentu, pemerintah Indonesia masih bergantung pada (diatur)
luar negeri, misalnya dalam hal pengelolaan SDA.Hal ini mengakibatkan hasil
yang diperoleh bangsa Indonesia dari pengelolaan SDA tersebut menjadi tidak
optimal. Utang luar negeri pun semakin meningkat.Akibatnya lebih dari 30% APBN
digunakan untuk membayar angsuran utang luar negeri. Jumlah angsuran sebesar
itu tentu akan mengganggu pelaksanaan pembangunan nasional, yang pada akhirnya
akan mengurangi kesejahteraan rakyat. Solusi untuk memecahkan masalah
perekonomian bangsa Indonesia tersebut sedikit banyak tentu dipengaruhi oleh
sistem ekonomi yang dianut oleh Negara Indonesia. Sebelum kita berbicara
tentang sistem ekonomi yang dianut Indonesia, ada baiknya kita tengok kembali
berbagai sistem ekonomi yang pernah ada di dunia. Samuelson dan Nordhaus (2001:
9) menyebutkan tiga system ekonomi yang berpengaruh terhadap pemecahan masalah
ekonomi. Ketiga sistem ekonomi tersebut adalah sistem ekonomi pasar
(liberalis), sistem ekonomi terpimpin (sosialis), dan system ekonomi campuran.
Koperasi sebagai
Solusi Masalah Perekonomian Indonesia
Sekarang marilah
kita coba mengaitkan koperasi sebagai suatu sistem ekonomi dengan permasalahan
perekonomian Indonesia seperti yang telah dipaparkan di muka.
1.Koperasi dan
Kemiskinan
Makna
yang terkandung dalam pengertian koperasi telah menjelaskan bahwa koperasi
merupakan gerakan ekonomi rakyat. Dalam hal ini, koperasi akan menjadi wadah
kegiatan ekonomi rakyat yang pada umumnya merupakan kelompok menengah ke bawah
(miskin). Mereka ini pada umumnya tidak mungkin tertampung pada badan usaha
lain seperti Firma, CV, maupun PT. Dengan wadah koperasi, mereka akan dapat
mengembangkan kegiatan ekonominya, sehingga dapat meningkatkan pendapatannya.
Hal ini tentu dengan catatan: koperasi tersebut harus memiliki kemampuan untuk
membina dan mengembangkan kegiatan ekonomi mereka. Oleh karena itu koperasi
harus benar-benar dikelola secara profesional agar mampu menjadi wadah kegiatan
ekonomi rakyat yang kondusif. Apabila hal ini dapat dilaksanakan pada setiap
wilayah kecamatan, niscaya kemiskinan rakyat di seluruh penjuru Indonesia
secara bertahap akan dapat diperbaiki kehidupan ekonominya.
2.Koperasi
dan Ketidakmerataan Pendapatan
Apabila
manajemen koperasi dilaksanakan secara benar dan profesional, maka rakyat yang
menjadi anggota koperasi akan meningkat taraf hidupnya sesuai dengan tujuan
koperasi. Dalam peningkatan taraf hidup ini berarti terjadi peningkatan
kemampuan ekonomi (pendapatan/daya beli) dan peningkatan kemampuan non ekonomi
(misalnya: pendidikan dan sosial). Dengan peningkatan kemampuan pendidikan dan
sosial, mereka tentu akan lebih mampu meningkatkan lagi kemampuan ekonominya.
Dengan demikian kemampuan ekonomi mereka akan bertambah semakin besar. Dengan
pertambahan kemampuan ekonomi tersebut diharapkan ketidakmerataan pendapatan
antara masyarakat kecil dengan masyarakat menengah ke atas akan semakin
diperkecil.Hal ini berarti bahwa ketidakmerataan pendapatan akan diperkecil
dengan adanya peningkatan pendapatan rakyat kecil yang dibina melalui koperasi.
3.Koperasi dan
Pengangguran
Apabila
koperasi dapat berkembang di setiap wilayah kecamatan di seluruh Indonesia, dan
benar-benar mampu membina kegiatan ekonomi rakyat di sekitarnya, tentu koperasi
akan dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat di sekitarnya.Apalagi
jika kegiatan ekonomi (produksi dan distribusi) anggotanya dapat berkembang
dengan adanya pembinaan koperasi, niscaya kegiatan ekonomi anggota tersebut
juga akan menciptakan lapangan kerja tersendiri. Dengan demikian melalui
koperasi yang dikelola secara benar dan profesional diharapkan akan diikuti
dengan penciptaan-penciptaan lapangan kerja, dan pada akhirnya akan mengurangi
pengangguran.
4.Koperasi dan
Inflasi
Sebelumnya
perlu kita ketahui terlebih dahulu penyebab terjadinya inflasi. Pada umumnya
inflasi terjadi sebagai akibat adanya ketidakseimbangan antara permintaan dan
penawaran komoditi. Permintaan komoditi terus meningkat,sedangkan penawarannya
tetap atau malah berkurang. Permintaan sementara itu penawaran komoditi
dipengaruhi oleh produksi yang diselenggarakan oleh masyarakat. Dalam keadaan
inflasi penawaran komoditi harus terus ditingkatkan agar harga komoditi tidak
menaik. Untuk meningkatkan penawaran komoditi diperlukan perluasan produksi.
Koperasi merupakan salah satu badan usaha yang sangat potensial untuk melakukan
perluasan produksi, karena jumlah koperasi yang sangat banyak dan variasi
komoditinya pun sangat banyak. Apabila koperasi dikelola secara benar dan
profesional, dengan memperhatikan prinsip-prinsip koperasi (keadilan,
kemandirian, pendidikan, dan kerja sama),maka tidak mustahil bahwa koperasi
akan dapat mempercepat perluasan produksi. Dengan perluasan produksi yang
dibantu oleh koperasi ini diharapkan penawaran komoditi akan terus meningkat, dan
pada akhirnya akan dapat mengendalikan kenaikan harga komoditi (inflasi).
5.Koperasi dan
ketergantungan terhadap luar negeri
Dalam
kasus ini, tampaknya koperasi tidak mampu berbuat lebih banyak. Ketergantungan
ekonomi terhadap luar negeri cenderung lebih dipengaruhi oleh faktor politik
luar negeri pemerintah kita. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang terkait dengan
luar negeri, khususnya yang menyangkut utang luar negeri cenderung dipengaruhi
oleh faktor kekurangmampuan pemerintah dalam mengelola politik luar negeri.
Oleh karena itu terhadap permasalahan ini,
koperasi
cenderung tidak mungkin diikutsertakan untuk memecahkan permasalahan tersebut.
Namun demikian terhadap keempat permasalahan perekonomian nasional seperti
dipaparkan di atas, koperasi masih bisa diharapkan untuk berperan-serta
mengatasinya.
E. PENUTUP
KESIMPULAN
Sebagai
suatu sistem ekonomi, koperasi memiliki karakteristik sosialis dan liberalis,
di mana karakter sosialis cenderung lebih dominan. Karakter koperasi ini
tampaknya tidak berbeda dengan karakter budaya bangsa Indonesia, karena
koperasi pada dasarnya memang merupakan kristalisasi dari budaya sosial-ekonomi
bangsa Indonesia. Dengan karakternya tersebut, koperasi memiliki keunggulan
untuk menjadi solusi permasalahan perekonomian bangsa Indonesia. Oleh karena
itu, apabila system ekonomi koperasi diterapkan secara konsekuen dan
berkelanjutan, Insya Allah permasalahan ekonomi yang sampai saat ini masih
membelenggu bangsa Indonesia,
secara
perlahan-lahan akan dapat teratasi. Demikian sekelumit paparan tulisan yang
mencoba mengaitkan koperasi dengan permasalahan ekonomi di Indonesia.
Mudah-mudah tulisan ini dapat menjadikan wacana bagi kita semua untuk mengingat
dan menengok kembali koperasi sebagai suatu kekuatan ekonomi yang berada di
negeri ini. Kekuatan ekonomi yang diharapkan mampu memecahkan permasalahan
ekonomi bangsa Indonesia.
SARAN
Tingkatan
partisipasi anggota koperasi, dengan cara mensosialisasikan koperasi secara
optimal. Masyarakat yang menjadi anggota hanya sebatas tahu koperasi itu hanya
untuk melayani konsumen seperti biasa, baik untuk barang konsumsi atau
pinjaman. Artinya masyarakat belum tahu esensi dari koperasi itu sendiri, baik
dari sistem permodalan maupun sistem kepemilikannya. Mereka belum tahu betul
bahwa dalam koperasi konsumen juga berarti pemilik,dan mereka berhak
berpartisipasi menyumbang saran demi kemajuan koperasi miliknya serta berhak
mengawasi kinerja pengurus. Keadaan seperti itu tentu sangat rentan terhadap
penyelewengan dana oleh pengurus, karena tanpa partisipasi anggota tidak ada
control dari anggotanya sendiri terhadap pengurus. Maka dari itu partisipasi
anggota koperasi untuk mensosialisasikan koperasi secara optimal sangatlah
penting.